Metode Process assurance pada produksi

Pada proses produksi terutama pada bagian MI ( Manual Insert ) untuk beberapa proses seperti soldering, jika kurang kontrol biasanya akan banyak menyebabkan barang reject.

Reject ini tentu akan sangat merugikan, baik dari segi waktu, manpower, juga kerugian nilai output.

Jika hal ini terus berkelanjutan dan tidak ada penangan khusus, tentu saja akan menjadi suatu ‘bom waktu’ suatu saat nanti.

Untuk itu perlu adanya strategi khusus untuk menjamin setiap proses memiliki hasil keluaran yang baik dan sesuai dengan spesifikasi standar atau biasa di sebut dengan procces assurance.

Process assurance ini wajib di terapkan di setiap proses yang ada, dengan begitu, maka lambat laun tingkat reject akan rendah dan quantity dengan sendirinya juga akan meningkat.

Metode yang bisa kita pakai untuk menerapkan process assurance ini adalah dengan menerapkan 3 metode yaitu :

  1. Jangan Membuat
  2. Jangan Mengirim
  3. Jangan Menerima

Dengan memastikan semua hal di atas sudah di lakukan di setiap proses, maka tingkat reject bisa di tekan semaksimal mungkin, lalu apa maksud dari 3 metode di atas?

Jangan Membuat

Maksud dari kalimat dia atas adalah, setiap proses tidak di benarkan untuk membuat suatu barang menjadi reject, maka dari itu perlu di terapkan mindset ini kepada pelaku produksi langsung (Operator) untuk semaksimal mungkin tidak membuat barang reject atau cacat produksi.

Jangan Mengirim

Mungkin kita tidak 100% bisa menjamin untuk tidak membuat barang reject, tetapi hal ini perlu di antisipasi dengan metode ‘Jangan mengirim’ artinya setiap barang yang gagal di proses tertentu (mempunyai nilai reject) jangan sampai di kirim ke proses selanjutnya. cukup berhenti di proses itu saja.

Hal ini bertujuan agar barang tersebut bisa di filter sebelum menjadi barang yang lebih kompleks lagi, sehingga nilai rejectnya lebih rendah di bandingkan jika proses assembly yang di lakukan sudah sampai proses akhir.

Jadi si pembuat harus memastikan barang reject di prosesnya jangan sampai terkirim ke proses selanjutnya, cukup berhenti di prosesnya saja. Selain itu, operator yang mengerjakan di proses tersebut wajib memeriksa hasil kerjanya agar metode kedua ini bisa terjamin sebelum di kirim ke proses selanjutnya.

Jangan Menerima

Nah inilah kunci terakhir dari kedua proses tersebut, Setelah si pengirim sudah menjamin tidak mengirimkan barang reject ke proses selanjutnya, maka si penerima di proses selanjutnya juga harus memastikan barang yang di terima dalam keadaan baik dan jangan mau menerima barang reject.

Jika menemukan barang reject, langsung feedback ke proses yang menyebabkan reject tersebut. Dengan begitu process assurance akan berjalan dengan sendirinya.

Intinya setiap proses line wajib menerapkan metode untuk jangan membuat, jangan menerima dan jangan mengirimkan barang reject dari prosesnya.

Jadi pada sebuah proses, ketika operator mengerjakan prosesnya tersebut, operator harus memastikan barang tersebut sudah di cek terlebih dahulu, dan proses selanjutnya juga harus melakukan pengecekkan terlebih dahulu sebelum masuk ke proses yang dia kerjakan dengan begitu sistem blok reject per proses akan lebih maksimal lagi.

Nah itulah metode yang bisa kita gunakan untuk menekan nilai reject pada suatu proses, selain itu, PIC line juga harus fokus mengontrol setiap line, jadi harus di tentukan terlebih dahulu limit reject setiap proses, misalkan 5 pcs. Jika terjadi proses reject yang sama lebih dari 5 pcs, maka harus di cari sumber permasalahannya untuk di cari solusinya.